Ritual Ma’somba Tedong, Tanda Selesainya Pembangunan Gereja Toraja Jemaat Kupang

  • Whatsapp
Foto bersama usai acara rritual adat toraja Ma'somba Tedong, Ma'pabendan Bate Gereja Toraja Jemaat Kupang

Kota Kupang, pena-nusantara.com – Kerukunan Keluarga Toraja Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) merayakan momen sejarah dengan ditahbiskannya gedung gereja Jemaat Toraja Kupang.

Kegiatan pentahbisan diawali dengan menggelar ritual adat toraja Ma’somba Tedong, Ma’pabendan Bate yang berlokasi dii komplek Gereja Toraja Jemaat Kupang, Jalan Taebenu Kelurahan Liliba, Jumat (30/5/2025) pagi.

Read More

Ketua Panitia Pelaksana Zet Tadung Allo, S.H., M.H., yang juga merupakan Kepala Kejaksaan Tinggi NTT dalam keterangannya mengatakan, Pembangunan Gereja Toraja Jemaat Kupang dimulai sejak 8 tahun lalu.

“Tanggal 4 juni 2017, hari ini kami bersyukur karena pembangunan sudah selesai di laksanakan, seluruh jemaat dan warga gereja di kota kupang mengucapkan syukur atas selesainya pembangunan rumah tuhan ini,” katanya

Disampaikan Zet Tadung Allo, sesuai dengan budaya yang dianut oleh orang Toraja di mana-mana, tentang pembangunan gereja toraja yang bangunannya mirip dengan rumah Toraja atau disebut dengan Tongkonan.

“Tongkonan kalau diresmikan akan disyukuri kalau sudah selesai di bangun, disebut dengan mangrara atau Mero,” ujarnya

Secara filosofi Mero ini adalah syukuran atas penyertaan Tuhan karena selama pembangunan ini tentu banyak sekali masalah baik itu anggaran dan berbagai macam pergumulan.

“Bagaimana mendapatkan anggaran itu sehingga bisa membangun dan bagi orang toraja, selesai pembangunan itu adalah tanda bahwa rumpun keluarga bisa bersatu dan bisa menyelesaikan satu masalah yaitu masalah pembangunan, kalau selesai mereka sangat bersyukur, na inilah filosofinya kenapa gereja Toraja Jemaat Kupang juga kebetulan dibangun sesuai dengan etnis rumah adat toraja,” ungkap Zet Tadung Allo dalam wawancara bersama media.

Selanjutnya proses pentahbisan gereja ini akan dilakukan selama 3 hari sesuai tradisi orang toraja. dan hari ini di mulai dengan proses Ma’somba Tedong, Ma’pabendan Bate.

Proses Ma, somba Tedong itu adalah simbol tertinggi di dalam perayaan atau peresmian satu rumah, selain itu Ma’somba Tedong dan Ma’ pabendan Bate, keduanya dilakukan pada upacara Rambu Tuka’ tingkat tinggi, yaitu pada upacara disebut “alukna banua sangka’na papa dirassa, banua ditallung alloi diperokki” karena ada dua macam banua ditallung alloi, yaitu banua ditallung alloi biasa dan banua ditallung alloi merok. Ditallung alloi artinya, tiga hari ritual upacara yaitu, hari pertama Ma’tarampak, hari kedua Ma’tau buda atau Ma’papa, dan hari ketiga Ma’bubung.

Disaksikan media ini, Acara syukuran dikemas dalam nuansa budaya Toraja dan NTT yang berpadu dalam suatu harmoni keindahan sebagai karunia Tuhan, dan selalu berlandaskan dan mengagungkan kebesaran dan kemuliaan Tuhan semata. (pito)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *